Selasa, 27 Agustus 2013

Tentang Ruang Seni Kepatihan Artspace


SEJARAH SINGKAT
                Kepatihan Artspace awalnya merupakan Galeri mungil yang berada di area situs kampus lama seni rupa ISI Surakarta di kampung Kepatihan Wetan (samping barat SMKI Surakarta), kampus lama kepatihan merupakan kampus lama yang dulu pernah digunakan perkuliahan di tahun 1990’an oleh jurusan seni rupa, kemudian sempat berubah menjadi UPT STSI Press, dan kemudian dipakai kembali sebagi sarana perkuliahan oleh jurusan seni murni pada tahun 2005 hingga 2011. Galeri Kepatihan Art Space adalah salah satu ruang kesenian yang sudah tidak asing lagi bagi kalangan penikmat dan pelaku seni rupa di Surakarta, namanya cukup melekat bagi civitas akademika Seni Rupa  ISI Surakarta. Keberadaannya juga sudah dikenal luas bagi rekan-rekan civitas akademika seni pertunjukan di ISI Surakarta dan kalangan mahasiswa seni dan komunitas seni di Surakarta yang juga kerap kali menyambangi tempat ini ketika event-event kesenirupaan diadakan sebagai sarana untuk berinteraksi. Galeri “mungil” yang terletak di area eks-kampus lama jurusan seni murni di Kepatihan Wetan-Solo ini diresmikan oleh mendiang mantan rektor ISI Surakarta Alm. Bp. Prof. Dr. Waridi, S.Kar, M.Hum pada tahun 2008 silam. Pada awalnya Galeri mungil ini ditujukan sebagai penunjang kegiatan akademik bagi jurusan Seni Murni ISI Surakarta hubungannya dengan kegiatan kesenirupaan yang dilakukan oleh para mahasiswa di Jurusan Seni Murni ISI Surakarta, Semacam Galeri Soemardjan di Kampus Seni Rupa ITB, dan Galeri Seni Rupa FSRD UNS Solo.
Keberadaan Galeri mungil ini kala itu menjadi berkah tersendiri bagi temen-teman mahasiswa di jurusan seni murni, sebab mereka kemudian memiliki banyak kesempatan untuk belajar dan menggali pengalaman melalui kegiatan pameran dan kegiatan kesenirupaan lainnya. Sehingga pada perkembangannya kemudian, seiring dengan semakin banyaknya acara dan kegiatan kesenian di tempat ini, dari yang awalnya merupakan kegiatan internal jurusan seni murni, pada akhirnya meluas seiring dengan banyaknya masyarakat umum yang mengapresiasi kegiatan dan event kesenirupaan di tempat tersebut. Kepatihan Art Space pun kemudian berkembang menjadi salah satu ruang alternative kesenian dan kesenirupaan yang menarik bagi sebagian pelaku seni dan mahasiswa seni di seputar kota Solo. Tempat inipun seakan menjadi ‘oase’ yang menyegarkan bagi para perupa muda yang tengah berproses seni di ISI Surakarta dan di kota Solo ini. Kepatihan Art Space pun seolah menjawab kerinduan akan minimnya ruang seni rupa bagi pelaku seni rupa di kampus ini dan di kota Solo secara umum.
Ruang Seni Kepatihan pun terus berkembang, dengan letaknya yang strategis di tengah tengah kota, dan di lingkungan kota lama Surakarta, yaitu Kampung Kepatihan Wetan, sebuah kampung yang kini tengah direncanakan oleh Pemkot Solo untuk dijadikan menjadi sebuah kawasan wisata sejarah yang dengan ditandai dengan rencana pembangunan Koridor Kepatihan semacam Koridor Ngarsopuro, sebuah public space yang letaknya tak jauh dari kawasan situs kampus lama ISI Surakarta dan SMKI Surakarta, tentunya Kepatihan Art Space menjadi menarik bagi para pelaku seni yang menaruh perhatian pada ruang ruang alternative untuk berkesenian. Hingga dalam perkembangannya kemudian, area Kepatihan Artspace yang pada awalnya merupakan tempat yang identik dengan dunia seni rupa dan pameran, kemudian berkembang menjadi ruang yang seringkali dijadikan sarana berproses serta pentas sederhana di Taman Pementasan (kami sepakat memberi nama Arena pementasan “Taman Waridi”  – bukan sebagai pengkultusan individu, namun lebih sebagai bentuk penghormatan bagi pendahulu kita, selain almarhum Gendhon Humardani yang juga kami jadikan ikon spirit berkesenian), tercatat beberapa pelaku pertunjukan seperti koreografer Nungki Nurcahyani pernah berproses tari di area ini, juga komunitas teater eks yang berisi alumni serta mahasiswa ISI Surakarta juga berproses di tempat ini, nama lainnya adalah kelompok music lebata, keroncong mingguan, juga komunitas teater bersama, teater tera, teater cermin serta teater tiban dan masih banyak lagi lainnya kerap menggunakan tempat ini untuk latihan proses produksinya serta pementasannya.

1 komentar: